Laman

Rabu, 05 Mei 2010

BAUK alias BADEG

Bauk alias Badeg
Para sopir mobil-pribadi sedang ngobrol dibawah pepohonan -yang biasa juga digunakan penjaja makanan seperti bakso, mie-ayam, ketoprak maupun minuman ringan sambil menunggu majikannya- mereka sedang ngobrol kesana kemari. Pembicaraan biasanya mengenai ; tip-tip atau hadiah yang sering diberikan majikannya atau gaji tambahan sebagai uang lembur; soal wanita calon isterinya –yang memang mereka pada umumnya masih bujangan- yang beristeripun ikut menimbrung ceritera tentang selingkuhannya ; kadang-kadang juga mengenai kehidupan pribadi majikannya serta keluarganya yang mereka semuanya orang asing atau keluarga campuran.
Rizal, sopir yang hampir dua tahun membawa majikannya seorang WNA asal eropa, majikannya tidak banyak ngomong berwajah kalem tapi serius, baik di rumah maupun di mobil, gak tahu kalau di tempat kerjanya. Setiap kali mobil mengalami gangguan kecil, padahal dia mengetahui, majikannya melarang untuk memperbaiki. Pernah suatu hari di siang hari mobil ngadat dan mogok, dia rela duduk kepengapan di jok mobil dengan kaca jendela setengah terbuka hampir dua jam, padahal hanya setelah angin karburator yang kendor.
Muhdi, yang baru tiga bulan jadi sopir orang asing menceriterakan majikannya yang menikmati makanan Indonesia khas sunda di Rumah Makan lesehan, dikatakan tidak makan nasi alias sedikit saja tapi banyak makan lauk. Ayam panggang seekor dua pepes ikan mas sedikit lalapan daun mint dan ketimun di lahab habis, nasi secentong tidak penuh sebagai teman lauk, dinikmati namun acak-acakan, memang RM tidak menyediakan sendok-garpu hanya mangkok cuci tangan, duduk silanya pun tidak tenang sekali-kali kaki sebelah dilipat ke atas kadang-kadang diselonjorkan. Memang ruangnya agak lapang, tiap saung atau tiap meja ukuran luas bahkan sehabis makan atau menunggu sajian ada juga yang sambil tidur selonjor. Rupanya makan nasi pakai jari-jari tangan, bagi yang tidak biasa akan nampak lucu, seperti orang tak pernah makan pakai lidi sumpit a la china atau jepang, kata Muhdi.
Robin juga punya ceritera; hampir tiap malam sabtu dan minggu ia menemani majikannya dan pacarnya, tapi sering juga majikannya yang membawa sendiri. Majikannya yang Orang Barat ini, konon bujangan yang usianya sudah berkepala tiga, ketika bersama pacarnya yang juga orang bule ini kadang-kadang aku –kata Robin- ikut menikmati aura cinta-kasih mereka berdua yang merasup lagi merayap menggeremet dalam darahku, seperti mimpi atau nonton film. Ingat akan Lady Di dan al Fayad, akhirnya kulirik hanya sekali-kali, kalau aku jadi anggota BSF pasti sudah ku cut. Juga kadang-kadang menikmati harumnya miras, yang sekali-kali juga dapat bahagian, yang kuteguk sedikit-sedikit atau ketika sampai diperistirahatan.
Lain Robin lain dengan Muhdi juga berbeda dengan Rizal, Darsono mempunyai kisah yang lumayan terhadap majikannya yang sedang menikmati honey-moon, walau tidak sebulan penuh mereka mengambil cuti, karena cuti yang diberikan sama dengan yang diberikan pegawai lokal yang hanya sepuluh hari kerja. Darsono membawa mobil majikannya sudah dua tahun lebih, majikannya juga orang eropa bahkan dia dijadikan mediator atau mak-jomblang mantan pacarnya yang kini sudah jadi isterinya.
Mulailah Darsono yang tadinya sebagai pemerhati kadang-kadang tersenyum ketawa juga manggut-manggut kepala, kini ikut urun ngrumpi. Aku juga punya ceritera majikanku tapi yang buaauk alias buaadeg-nya saja, kata Darsono dengan logat jawa-timuran dialek Babat, kota wingko tempat kelahirannya….sambil terbatuk-batuk karena tertelan asap rokoknya …
Ia terus diam, teman-kawanya pun diam sambil mengarahkan bola mata mereka ke wajah Darsono yang akrab dipanggil Dar… Belum ceritera malah ketawa sendiri sampai berlinangan air mata memenuhi pelepuk dan mengalir ke pelipisnya …
Lo, gila Dar ! kata Robin, ceritera baru judulnya udah ketawa sendiri.
Bukan gila tapi gendeng bin edan kata Muhdi, menyampungnya …
Apa itu ? kata Robin, dilanjut Robin dan Rizal saling berpandangan …

Gua ini sama Mr John, adik-kakak lain ayah lain ibu juga lain kebangsaan seperti akrabnya saudara sendiri.
Mulai dia dikhitan, membaca dua kalimat syahadat dan melamar Lusi –panggilan Lusiana- yang kini menjadi isteri John Salam yang sebelum muslim namanya John Smith, gua yang yang menemani.
Memang khitan dulu baru baca syahadat, kata Robin, sedikit bertanya …
Lha iya no, kata Muhdi, kalau syahadat dulu baru khitan, ya bisa lecet dan borokan …
Jangan pakai bahasa luar-angkasa, gua gak tahu kata Rizal …
Mereka itu namanya kawin campuran, kata Darsono …
Kawin itu ya campur, masak sendiri-sendiri, kalu sendiri-sendiri namanya onani lagi masturbasi, sahut Robin …
Otak kamu belum pernah di Porstek, makanya banyak lumutnya, jawab Darsono… Kata penghulu di KUA, bahwa di KUA perkawinan yang berbeda agama tidak dapat dicatatkan di KUA. Jadi yang namanya kawin campuran itu suami-isteri berbeda kewarga negaraannya, bukan berbeda agamanya.
Kayak Modin (Pembantu Penghulu) aja, kata Muhdi …
Ganteng-ganteng gini gua cucunya modin, tahu gak !!!
Enggaaaaak, kata mereka.
Ya sudah,,, Darsono melanjutkan ceriteranya … tiga minggu yang lalu mereka akad nikah pernikahan di Ciamis Bandung dilanjutkan resepsinya siang itu uga hingga sore… malamnya gua pulang, seminggu kemudian gua dipanggil untuk jemput mereka.
Gak pantas lo ngomong gua, kata Rizal …
Baiklah, Minggu pagi aku ke Ciamis, siang menuju Puncak mereka nginap di Hotel Wisata, sedang aku di Hotel Jok …
Kasihan deh gueee, kate mereka bertiga…
Senin siang keluar hotel menuju arah Bogor, beberapa menit Lusi menyuruh berhenti, akan beli ubi bakar (silembu) … Dar, berhenti di depan … ku jawab, ya Nya … apa ? kata Lusi.
Iya Nyonya kataku lagi.
Sejak kapan kamu panggil Lusi, Nyonya.
Baru saja!
Hebat, lo Dar !
Kan udah jadi Nyonya, masak panggil Non kan gak pantes, sambil menggeplak-kan majalah yang dipegangnya ke kepalaku.
Kami melanjutkan perjalanan, kata Lusi ACnya agar dimatikan, dalam hati memang kutunggu, artinya mereka aka merokok, aku kan dapat merokok juga … Menjelang masuk Bogor, terciumlah orang sedang menggoreng trasi untuk sambal, kudengar Mr John sedang membuang nafas dari hidungnya layaknya nyamuk masuk hidung, kulirik ia sedang megambil tissue dan menutupi hidungnya, sememtara Lusi mengkembang kempiskan hidungnya merespon aroma terasi yang sedap sambil menelan ludah, juga aku, kemudian Lusi mencuil silembu lalu di kunyahnya. Mr. John Tanya, tadi itu aroma apa ? dijawab terasi, bahan caos sambal, Kata Lusi …
Dar, kita lewas Lebak terus Pandeglang baru ke Labuhan, kata Lusi.
Iya Nya, tiba-tiba kepalaku kegeplak majalah lagi, John hanya senyum.
Kami lewat jalan alternative, jalan yang agak sempit namun jarak tempuh lebih dekat ,,, baru belok beberapa menit masuk masuk jalan itu, di depan ada peternakan sapi perah dan pabrik keju, lewaat depan pabrik keju, Lusi membuang nafas danmengambil sapu tangannya dan menutupkan ke hidungnya, aku juga sedikit menahan nafas ,,, tapi Mr John malah menarik nafas dalam-dalam, danmencuil kentang Bogor yang pulen lagi manis.
Lewat pabrik pembuat Keju, terus memasuki area perkebunan karet, hari mejelang sore, tiba-tiba ada truk besar mengangkut latek karet setengah jadi, dari arah yang berlawanan banyak pengendara motor membawa getah karet hasil darasannya. Tiba-tiba Lusi mencari sesuatu yang ada di kantong sandaran di depannya, diambil permen karet sambil di kunyah dan sekali-kali digelembungkan seperti balon … Semenatara John juga mencari sesuatu yang ada di dompetnya, dan mengeluarkan bungkusan seperti bungkus obat batuk atau flu, sambil ditunjukkan ke Lusi, masih ada empat lagi, ujarnya … Jorok kata Lusi, sambil ketawa … aku melirik dan melihat sambil tersenyum, dan bibirku tak dapat mengerem, nyeletuklah lidahku … ketahuan ni, yeeee ? … gelepak, majalah itu markir di kepalaku lagi.
Kemudian lewat jalan perkampungan kanan-kirinya terhampar sawah diapit pematang air dan matahari kelihatannya sebentar lagi akan terbenam, Lusi dan John sama-sama menutup hidung sambil saling memandang, cendela mobil kututup ; "produk kita bersama" kata Mr John,
Iya Mr ; itu namanya WC terpanjang di daerah ini ,,, gelepaaak majalah itu markir di kepalaku lagiii ……
Tiba-tiba juru parkir memanggil … Mobil B .... SQ di tunggu.
…………….gitu aja diceriterakan kata mereka ……….

---mic---

M.Masud_CHATIM, al HAJJ. H2M 002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar